Latest News

Gelar Pusaka Minangkabau

"Pancaringek tumbuah di paga, diambiak urang ka Ambalau. Ketek banamo gadang bagala Baitu adiak di Minangkabau". Sebuah pantun etika Minangkabau yang menggambarkan bahwa setiap laki-laki yang telah remaja harus mempunyai gelar.

Pantun tersebut dalam bahasa Indonesia, kurang lebih berarti : "tumbuhan berduri tumbuh di pagar, dibawa orang ke Ambalau. Kecil diberi nama, sudah besar diberi gelar. Begitulah perjaka di Minangkabau". Seorang laki-laki akan dianggap sudah remaja apabila ia telah berumah tangga. Oleh sebab itu, setiap perjaka Minang diberi gelar pusaka di hari pernikahannya. 

Masyarakat yang masih memegang teguh korelasi di Minangkabau menganggap seorang laki-laki yang telah beristri akan lebih dihargai jikalau dipanggil pihak keluarga istri dengan nama gelarnya. Gelar pusaka ini biasanya diturunkan dari ninik mamak atau saudara laki-laki pihak ibu, yang didapat melalui rembugan ninik mamak dengan perjaka yang akan berumah tangga. Nama gelar juga mampu diambil dari persukuan ayahnya atau yang disebut 'pusako bako'.

Mengambil gelar dari pihak persekutuan calon istri  sangat bertentangan dengan ketentuan etika sebab calon mempelai pria akan dianggap menkah dengan orang sesuku. Pada umumnya gelar untuk perjaka yang akan menikah diawali dengan Sutan, menyerupai Sutan Malenggang, Sutan Mangkuto, dan lain sebagainya. Pemberian gelar etika kepada perjaka yang akan menikah ini tidak hanya dilakukan pada mempelai pria yang mempunyai darah Minang, tetapi juga dapat diberikan kepada mempelai yang berasal dari suku lain. Hanya saja, untuk menantu dari suku lain sumbangan gelar diambil dari perbendaharaan gelar  yang ada di keluarga ayah mempelai wanita atau disebut 'bako'.


Pemberian gelar mampu juga dilakukan berdasarkan prosedur lain, namun agak rumit. Calon menantu harus dianggap anak dahulu oleh ninik mamak suku lain yang berbeda dari mempelai wanita. Ninik mamak inilah yang kemudian akan menunjukkan gelar etika yang ada di sukunya kepada calon menantu tersebut.

Gelar sang mempelai pria akan diumumkan secara resmi setelah program ijab kabul selesai. Gelar disampaikan eksklusif oleh ninik mamak keluarga mempelai pria atau mampu juga disampaikan oleh pembawa acara. Dalam pengumuman itu akan disebutkan juga secara lengkap dari suku dan kampung mana gelar itu diberikan. 

Itulah tradisi memberi gelar pada menantu atau mempelai laki-laki di Minangkabau. Pemberian gelar tersebut dimaksudkan untuk menunjukkan rasa hormat. Sekilas memang sumbangan gelar tersebut terkesan merepotkan. Tapi inilah kekayaan budaya Indonesia, yang membuat bangsa ini unik dibandingkan dengan bangsa lain. Sebagai bangsa Indonesia yang memiliki keragaman budaya, sudah sepatutnya kita berbangga dan melestarikan budaya bangsa kita. (majalah Sekar)

0 Response to "Gelar Pusaka Minangkabau"